Sunday 28 December 2008

kau seperti hantu di masa lalu

Waktu itu seperti hari ini. Akhir bulan di akhir tahun. Tahunnya 2006, lokasi di sebuah kota di Jawa Barat. Saat itu, pertama kalinya aku menyadari, kau mulai menyusup masuk dalam hubungan ini.
Bulan berikutnya, tahun baru, tiba-tiba kau menyatakan diri ikut bergabung dengan kami. Kau bilang kau terpanggil. Dan buatku, itulah awal mimpi buruk yang masih membekas hingga hari ini.



Tahukah kau siapa dia bagiku? Dialah penunjuk arahku, pelindungku, pengabdianku.
Cukup mengherankan sekaligus menyedihkan, menyakitkan bagiku, waktu yang kutempuh bersamanya selama 6 tahun sudah, terampas oleh kehadiranmu.
Bukan, sebenarnya bukan karena ada dirimu. Tapi karena kau diam-diam mencuri tempatku, menggaet hatinya, kau lakukan itu semua di belakangku! Masih ingatkah kau berkata begini, "Bukan aku yang mulai duluan. Lagipula, gak apa-apa kok kalau aku gak deket lagi sama dia."
Oh yeah. Buktikan itu padaku. Karena toh, hingga saat ini, satu tahun kemudian, meskipun kau minggat ke kota yang jauh, kau masih menjaga betul hubunganmu dengannya.
Aku memang tak tahu siapa dia buatmu. Mungkin dia juga penunjuk arahmu, pelindungmu, pengabdianmu. Aku bahkan tak mengerti siapa kau buat dia. Mungkin kau adalah danau yang tenang baginya, cahaya yang sejuk, angin yang tentram.
Satu tahun lebih aku menderita. Menangis nyaris setiap hari. Kau tahu apa tentang sikapnya padaku setelah itu? Kau tahu apa sobeknya hatiku karena tajam perkataannya? Kau tahu apa?
Tapi waktu berlalu... rasanya agak bodoh kalau aku terus memelihara setan ini dalam hatiku. Perlahan aku mencoba melepas semua kenangan pahit itu. Terkadang gagal, karena segala perkataan, ucapan, tindakan itu masih terasa segar di ingatan. Tapi tak apa, aku terus mencoba.
Dan tiba-tiba kudengar kabar, kau akan berkunjung ke kotaku hari ini. Tiba-tiba duniaku jadi sempit, terimpit dan sesak. Kita belum pernah berjumpa lagi sejak kau pergi. Dan betapa bersyukurnya aku karena tiap kau datang, aku tak ada. Tapi kali ini, kenapa Tuhan mengizinkan kita berada di kota yang sama? Tahukah kau, aku berdoa dalam hati, Tuhan... aku belum siap. Jangan izinkan kami bertemu.

No comments: