Friday 25 November 2011

40 days to go!



Our dearest Ben,

You’re 34 weeks and 3 days now. Last Wednesday we got a chance to see you again through USG screen in Dr. Radit’s office. Your head is already in the pelvis, and now you’re 2,760 grams! Bigger than average, but doc said, “Better more than less than average, right?” You’re always in advance anyway, so we’re not worried.
A little gloomy news is that there’s a bit calcification in the placenta. But again, the doc was smiling and said, “Reduce fat, eat more veggies & fruit, okay?” I searched in the Internet, mostly they affirm, it’s not dangerous, it’s not abnormal, just watch out your eating habit.
Mama’s sorry, Ben boy, for I didn’t take care of what I eat this month. I ate instant noodle maybe twice, ate KFC, and used much oil in cooking. Oh, so sorry baby…

Monday 14 November 2011

me & the ARTs


ART di sini adalah singkatan dari Asisten Rumah Tangga.
Dan entah kenapa, sepertinya saya kurang berjodoh baik dengan urusan seperti ini.
Sejak kecil, saya memang sudah akrab dengan kehadiran seorang ART di rumah. Mereka selalu ada untuk membantu Mama, mengurus kami yang bertiga anak-anak Mama, membersihkan rumah, dll. Mama selalu memperlakukan mereka dengan baik, gak pernah kasar, bahkan kami diajar untuk membantu pekerjaan mereka; kalo bisa sendiri ya lakuin sendiri.
Ketika pindah ke Jakarta, kami tiga bersaudara tinggal serumah. Tentu dengan kehadiran seorang ART. Ada yang harian, pernah pula yang tinggal di dalam. Hingga kurang lebih 3 tahun yang lalu, ART harian kami yang terpercaya, Mbak Tinah, terpaksa mundur karena lebih memilih berbakti sepenuhnya kepada adik iparnya yang sudah banyak membantu membiayai keluarganya. Sejak saat itu, selama 2 tahun, kami tidak menggunakan ART sama sekali. Waktu itu, yang tinggal di rumah cuma saya dan adik saya. Kami berusaha membagi tugas membersihkan rumah, semampu dan selowongnya kami :p
Tentu saja, rumah sudah pasti mulai berantakan dan kurang terawat, mengingat kami sama-sama bekerja hingga sore. Tiap kali Mama datang ke Jakarta pastilah beliau mengoceh tentang keadaan rumah. Kasihan juga Mama, pasti tidak bisa tinggal tenang melihat rumah. Beliau selalu menyapu-mengepel-mencuci kalau sedang di sini.
Dan akhirnya, ketika aku mulai hamil, memasuki bulan kedua atau ketiga, Mama memberi mandat untuk mencari ART lagi. Mbak Tinah pun dikerahkan untuk mencari ART yang baru, dan sekitar akhir Juni 2011, didapatlah seorang ART baru. And here the story goes…

Monday 7 November 2011

Curi Saja Sinyal & Pulsaku, Telkomsel!

http://www1.kompas.com/suratpembaca/read/27526

Here I posted my complaint toward the 'biggest operator in Indonesia'


TELKOMSEL
Curi Saja Sinyal dan Pulsaku, Telkomsel!
MINGGU, 6 NOVEMBER 2011 | 19:44 WIB

Per tanggal 1 November 2011, saya mengumumkan kepada keluarga, teman-teman, dan kolega bahwa saya sudah berganti operator menjadi Telkomsel, yang menurut saya waktu itu adalah the best operator in Indonesia. Apalagi setelah melakukan uji coba menggunakan kartu Simpati di BlackBerry saya yang hasilnya sangat memuaskan.
Kemudian saya menggunakan nomor baru, dan sejak itulah bencana itu dimulai. Sejak tanggal 1 hingga hari ini, 6 November, terhitung saya sudah menelepon CS 116 sebanyak 5 kali untuk pengaduan yang sama: BIS (BlackBerry Internet Service) saya yang sangat tidak stabil sejak hari pertama.
Entah tiba-tiba sinyal menjadi edge/gprs, GSM only, SOS, searching for network, atau sinyal GPRS/EDGE penuh tapi BBM lumpuh. Tanggal 4 November, saya melakukan transfer pulsa ke nomor 081287624*** sebesar Rp 8.000,- (2 x), transaksi dikatakan tidak berhasil karena sistem sibuk.
Tapi ajaibnya, pulsa saya tetap terpotong sebesar kira-kira Rp 16.700,- (Rp 700,- nya biaya transaksi), dan pulsa sampai detik ini belum kunjung masuk ke nomor tujuan. Tanggal 6 November, saya kembali menelepon CS 116 karena masalah terulang lagi, sinyal menjadi gprs. Petugas bernama Bowo, menyatakan bahwa laporan saya belum dibuka, dan ketika menerima laporan tentang pengaduan transaksi transfer pulsa yang gagal tapi terpotong, petugas ini cukup menjengkelkan.
Berkali-kali petugas keliru, saya bilang saya transfer pulsa kira-kira pukul 9 malam, dia mencatat pukul 20.00. Saya menyebutkan transfer sebesar delapan ribu rupiah, petugas menyebutkan jumlah sepuluh ribu rupiah. Sungguh saya merasa sangat menyesal beralih ke Telkomsel dengan pelayanannya yang begitu bobrok, lambat dan tidak memuaskan.

Dewi Sunarni
Tanjung Duren
DKI Jakarta
Dibaca 417 Kali