Wednesday 19 March 2008

siang itu di tomang...

Langit cerah siang itu. Udara terasa gerah dan debu berterbangan ke mana-mana. Puluhan bahkan mungkin ratusan orang bersiap-siap mencengkeram setir kendaraan masing-masing. Detik demi detik yang berlalu terasa begitu lamban. Adrenalin meningkat cepat, mengantisipasi apa yang akan terjadi beberapa menit lagi.

Sementara itu sang petugas mengangkat tangan dengan tegang. Tanpa sadar ia menggigit bibir. Peluh tampak menetes di wajahnya. Bunyi derum makin ramai, sang petugas bergeming berdiri menghalangi ratusan orang tersebut. Seakan-akan ini battle of will yang harus ia menangkan. Menit berubah menjadi detik. Seorang wanita muda berpakaian rapi melangkah terburu-buru, bersembunyi di balik tubuh tambun sang petugas. Cepat, cepat, mungkin begitu jerit high heels-nya.

Ratusan orang itu merangsek maju, tampaknya makin tak sabar dengan lambatnya waktu. Sang petugas menoleh ke belakang, menunggu tanda dari sana. Betapa lega wajahnya ketika ia menerima tanda.

Yak! Dengan semangat ia menurunkan tangannya dan langsung berlari menepi. Puluhan, mungkin ratusan, motor dan mobil pun melesat melintasi perempatan Tomang.

Aah... just another day without traffic light in Jakarta Raya....

No comments: