Saturday 12 July 2008

Cermin yang Terang


Sebagai seorang perempuan yang masih belum bisa melepaskan diri dari cermin, ada satu hal yang sangat saya hindari.
Berkaca di cermin yang disinari lampu terang.
Tanyakan pada setiap perempuan, rata-rata mereka juga pasti menghindarinya.
Simpel, karena berkaca di cermin yang disinari lampu akan membuat semua noda dan bekas jerawat terlihat jelas.
Ironis ya, sementara kita berkaca untuk melihat apa ada yang kurang atau harus dibersihkan dari wajah kita, kita juga menghindari cahaya lampu yang cukup terang untuk menelanjangi semua noda di wajah kita.
Dan, bukankah kadang-kadang seperti itu sikap hidup kita?
Kita ingin tahu apa yang harus dibenahi dari hidup kita, dan kadang-kadang bukannya kita tidak tahu.
Tapi kita menolak dibawa ke 'cermin yang terang', karena itu menimbulkan perasaan yang tak enak di perut kita. Ouh, ada noda dosa di sana, harus dibersihkan. Ah, ada bekas kepahitan di sana, harus dirawat.
Jadi... banyak kita (yeah, me too) cukup puas berkaca di depan cermin dengan penerangan seadanya. Namun ketika sinar itu datang, lampu dinyalakan... I think we will stand embarrassed in front of the Light.

2 comments:

caroline imanuel said...

wah, gua ga pernah mikirin tuh dew.. hehe
biasa gua ngaca ya ngaca aja hahaha

dwey said...

abis kaca di kos lu kecil sih lin, hahaha :D jk jk