Thursday 21 August 2014

Review Film "Merantau"

Semalem nonton film ini sama suami. Gara-garanya si suami kelaperan tengah malem dan minta diambilin roti di bawah. Gw ajak aja turun sekalian, nonton, tar gw buatin teh tarik, oleh-oleh dari si Dodot dari Thailand. Suami langsung setuju, dan jadilah kita midnight movie time.

Alkisah, seorang pemuda bernama Yuda yang tinggal bersama udanya dan ibunya akan meninggalkan kampung halamannya, Padang, untuk merantau ke Jakarta. Dalam perjalanan naik bus menuju Jakarta, dia ketemu dengan seorang pria yang menasehatinya untuk jangan berharap terlalu banyak di Jakarta sana. Gw sempet kecele waktu adegan pria ini ketemu Yuda. Kirain dia copet, soalnya ngelirik tas si Yuda yang gak diresleting, mana abis itu SKSD mau duduk sebelahan Yuda. Ternyata setelah dipikir-pikir, dia tertarik karena ngeliat emblem perguruan silat si Yuda di tasnya -.-

Semalam berlalu, tibalah Yuda di Jakarta. Berbekal secarik kertas bertuliskan alamat ORCHARDS ROAD - YAK SAYA ULANGI SEKALI LAGI ORCHARDS ROAD (Gareth's universe, right), si anak kampung yang ceritanya baru pertama kali pergi merantau ini bisa langsung ketemu tempatnya dong! Gw aja yang udah belasan tahun tinggal di Jakarta kalo dapet alamat cuma modal nama jalan dan nomor rumah sih masih bisa nyasar minimal tanya-tanya oranglah. 

Kagetlah si Yuda karena rumah dalam alamat tersebut ternyata sedang dibongkar. Dia pun menelepon nomor yang tertera di kertas itu juga (yang omong-omong, gw juga bingung siapa orang yang sedang dicari Yuda - guru silat kali ya), pake telepon umum. Nomor yang Anda putar tidak bisa dihubungi. Yuda mencoba lagi, masih sama. Akhirnya dia pun tidur di dalam pipa gorong-gorong.

Besok paginya, laper dong. Dia pun nyari makan, mampir ke food court. Di sana ketemu copet cilik (adegan Yuda mergokin si bocah cukup kocak sih), kejar-kejaran, berhasil ambil balik itu dompet. Eits, baru mo kelar urusan, tau-tau pintu salah satu bangunan di gang itu kebuka, keluarlah satu cewe pecicilan sama cowo tampang Arab. Intinya itu cewe anak buah si Arab yang lagi dipalakin uang tipnya, ribut-ribut, Yuda turun tangan, bak bik buk, si Arab terkapar. Si cewe dipecat, terus ngamuk-ngamuk ke si Yuda. Pahlawan kesiangan, umpatnya.

Besoknya, si cewe diculik si Arab buat dijual ke mister yang lumayan ganteng tapi kemejanya lebih mirip orang kantoran daripada bos. Tentu dong adegan ini dipergoki oleh Yuda. Bak bik buk bak bik buk, si cewe pecicilan berhasil diselametin Yuda, terus si copet cilik - oya, ini adiknya si cewe - hampir diculik sama anak buah si Arab, tapi berhasil diselametin juga. Mereka bertiga pun nginep di hotel gorong-gorong malam itu.

Besoknya, si cewe ngotot minta diambilin tabungan dia kerja selama ini. Yuda yang menempuh bahaya mengambil tabungan dalam kaleng itu, dan ternyata anak buah si Arab masih berkeliaran di situ. Udah bisa ditebak, si cewe berhasil dilumpuhkan dan diculik pergi, Yuda mengejar, dan berpesan agar si adik menunggu di tempat persembunyiannya.

Di apartemen si mister, Yuda ketemu salah satu anak buah si Arab, yang ternyata adalah sedulurnya yang pernah ketemu di bus itu. Berantemlah mereka di lift barang, yang berakhir dengan kematian si sedulur (Mad Dog!!!) karena membela nyawa si Yuda.

Lanjuttt... si cewe dibawa pergi sama mister ke entah mana, tapi kayaknya ke Tanjung Priok soalnya ada kontener-kontener besar. Si mister ternyata punya usaha human trafficking - yang kayaknya masih baru, soalnya cuma satu kontener dan isinya paling selusin cewe. Yuda berhasil membuntuti dengan cara... nemplok di salah satu mobil mereka (BISA GITU YA GAK BERASA ADA YANG GELANTUNGAN DI BELAKANG).

Berantem lagilah si Yuda dengan coro-coro melayu, diakhiri dengan pertandingan one on one dengan si mister. Si cewe berhasil diselamatkan lagi, tapi si mister ternyata masih idup dan berhasil menusuk Yuda dengan semacam linggis. Yuda meninggal, si cewe menjemput adiknya dan film ditutup dengan adegan yang mengisahkan mereka berdua kini tinggal bersama ibu dan udanya Yuda.

Oke. Gw cukup lelah mengetik sinopsis di atas, soalnya yang menjadi pokok persoalan buat gw dari film ini adalah:

1. Dari awal sampe akhir film si Yuda gak mandi-mandi dongggg :((

2. Si cewe yang diperanin Sisca Jessica alias Chika Jessica ini lho. Emang sih looked kinda feisty, tapi emangnya ga bisa ya diarahin gaya jalannya waktu di akhir-akhir film, saat dia jemput adiknya. Kondisinya mereka lagi berduka karena ditinggal mati pahlawan mereka, tapi jalan dan gesture-nya masih yang petantang petenteng banget.

3. Too much drama! Thank God, Gareth Evans menemukan The Raid. Gak banyak dialog, hajar terus!

4. Yah Yuda, kenapa linggisnya dicabuttt... coba kalo dibiarin aja dulu sampe dapet pertolongan, masih ada kemungkinan idup atuh, Bang....

Ya sudahlah, sekian saja dari gw. Pokoknya, thank God for The Raid aja deh :D

No comments: