Tuesday 11 January 2011

Love in Patong! (part 1)

Sehari setelah pernikahan, tepatnya 12 Desember 2010, kami langsung terbang ke Thailand, menuju Patong, Phuket!
Agak nekat sebenarnya, karena:
1. Both of us had never been to Thailand before
2. We didn't have any idea how to get to the hotel at that time (kita nyampe di Phuket Airport sekitar pukul 9an malem)
3. Kita belum pegang uang Baht 1 peser pun
4. Kita belum pernah naek AirAsia sebelumnya, hihi.



Day 1.
Penerbangan yang harusnya pukul 11 siang berubah jadwal menjadi pukul 5 sore. Agak mengecewakan, tapi kompensasinya jadwal pulang juga dimundurkan menjadi pukul 8 malam. 
Kekuatiran nomor 4 tidak terbukti, ternyata check-in-nya gampang, canggih dan pesawatnya lumayan gede dan bersih. Masih baru kali ya. Pesawat lumayan sepi, sampe beberapa penumpang bisa tidur selonjoran selama penerbangan 3 jam itu.
Bandara Phuket gak terlalu gede, tapi tetep lebih bersih daripada Soetta. Bee picked up a map there, which then proven to be the best thing ever! Di bandara disediakan simcard lokal gratis, we took 2 of course :p
Next, kekuatiran ketiga.
Money changer dalam kawasan airport udah banyak yang tutup, thankfully masih ada satu yang buka, dan kita tuker 100 USD dengan kurang lebih 2,900 Bht. Agak rugi sih, karena ternyata di sepanjang jalan Patong tersedia money changer kecil dengan harga tukar yang gak serendah di sini. Tapi berhubung kita belum punya duit baht sepeser pun, ya sutralah.
Menjawab kekuatiran kedua, di luar airport, pilihan transportasi yang ada hanyalah taksi (600 Bht = 180.000 IDR*), atau minivan (@150 Bht = 45.000 IDR). So pasti kita ambil pilihan kedua, dan bergabunglah kita dengan dua orang bule, dua orang Korea dan dua orang... tada... Indonesia!
Long story short, setelah terjebak dalam sebuah agen travel (yes, you will go through this, because the driver will absolutely bring you there), kita ngobrol dengan kedua pasang orang Asia itu. Me, talking to the nice Korean couple who were on their trip, and seemed to not really understand what I was talking about, vice versa, hahaha! Gue nanya dia pernah ke Jakarta gak, si cowok ngangguk-ngangguk dengan semangat, "Yes, I've been to Bali! Very nice to surf! Yes, yes!"
Nah, pasangan Indo yang laen itu ternyata sama persis sama kita, honeymooners, merit di tanggal yang sama dan pulang pada tanggal yang sama pula! Si istri ternyata sempet duduk di sebelah kita, tapi karena terpisah dengan suaminya, dia pindah tempat (masih kosong soalnya). Dan ternyata dia - si istri, Etha - adalah teman kerjanya teman gereja gue, hahaha... Mereka lebih gila, belum dapet tempat nginep! Si suami - Maksi - juga pasrah aja, berhubung Etha udah pernah ke Patong bulan Juli kemaren.
Long story short, kita berpisah di Patong Beach Lodge Hotel, tempat kita menginap. Hotelnya lumayan bagus, meskipun agak tua. AC nya dingin, ada air panas-dingin, dan yang paling gue suka, ada beranda dan tempat jemuran! Haha, emak-emak banget gak sih.
Sempet nyoba mo sms si Etha, tapi entah what's wrong, ga bisa, padahal udah top-up di 7-11.


Oya, parah banget di sono, minimart di sana pada niru gaya desain 7-11, bahkan sampe namanya. Waktu itu kita sampe hampir salah masuk ke sebuah minimart - yang dari warnanya 7-11 banget, font-nya juga - eh ternyata nama tuh minimart... 11! Yeah! Ajaib bener deh.
Malam pertama kita dinner 'terpaksa' dengan BK - alias Burger King - soalnya gak ketemu jajanan lokal yang lebih murah, hiks. Di sono lebih mahal beberapa ribu, tapi apa daya....
Sambil jalan balik ke hotel, kita lewatin sebuah jalanan yang ditutup buat kendaraan. Guess what, di sepanjang jalan itu berjejer bar, pub, restoran remang-remang, yang terbuka terang-terangan nampilin cewe-cewe (kalo sungguhan ya) yang pole dancing ato nari erotis. Dugem abis suasananya, dan kebanyakan orang-orang bule yang bertebaran di sana. Maklum, daerah wisata dugem....
Menariknya, dari 10 cowok bule yang kita liat di sana, 8 di antaranya menggandeng cewek lokal. Sisanya, 1 ngegandeng cewek bule juga, 1 nya lagi ngegandeng cowok lokal. Hihi.


Day 2.
in front of Kamalla Beach
Setelah sarapan di restoran hotel yang imut-imut (bacon-nya enak abisss... tapi menunya standar banget), kita menuju sebuah penyewaan motor yang cuma sepelemparan batu jauhnya dari hotel. Kita sewa Mio, dengan harga 120 Bht per 24 jam, dengan jaminan paspor asli. Gak nyampe 40.000 IDR booooo! Ya tergantung jenis motornya juga ya, kita emang cari yang paling murah, hihi. Dan emang bener, bahan bakar di Indo itu murah buanget. Di sono, harga bbm-nya bisa 33 Bht per liter, alias hampir 10rb IDR. Bandingkan sama kita yang 'cuma' 7ribuan per liter. 


Tips!
Jangan pernah isi bahan bakar di penjual eceran, carilah pom bensin resmi, kalo di sana ada Esso dan Shell. Kita sempet ketipu, beli 100 Bht di eceran, ga lama udah mo kosong. Beli 90an Bht di Esso, sampe besok juga ga abis-abis.


Si Mio pun kita bawa keliling seharian itu. First stop, ke Kamalla beach, karena si bee penasaran banget sama itu pantai sejak nonton Bridget's Sexiest Beaches-nya TLC. Kamalla sepi, lalu kita melaju menuju Phuket Old Town.
We fell in love with this city right away! Very vintage, very clean, very serene... aww!
Suasananya mirip dengan Fatahillah, Kota, tapi bersihnya itu rek, kerenn....
Kita berhenti makan di sebuah rumah makan, dengan pemilik yang sangat helpful, mencoba menjelaskan ke mana kita harus pergi dengan berbagai jurus, sehubungan bahasa Inggris mereka yang terbatas. Makan enaaaakk! Tom Yum di Indo gak ada apa-apanya deh, di sini pedasnya langsung ngebakar lidah! Tapi nikmatttt, slurp! Semangkok cuma 50 bht, alias 15rb.
Abis itu kita keliling Old Town, ketemu museum yang kayaknya cantik, tapi harga masuk buat turisnya muahal, jadi kita undur diri dengan hormat. Abis itu nyicipin chai tea, yang enaknya bikin ga rela ngabisin - just 20 bht. Gue sempet pengen bikin chai tea, tapi oalah ternyata bumbunya bisa lebih banyak daripada bumbu soto betawi. White flag!
Setelah puas ngiderin Old Town, South we headed!!
Kita mampir di Karon Beach, menyusuri pinggiran Kata Beach yang berkilauan perak, dipenuhi bule-bule yang bermain voli pantai... mencari titik paling selatan di Phuket, Promthep Cape.
Dalam perjalanan, kita melihat bayangan Big Buddha di atas bukit. Sayangnya, we didn't find it.
Tapi begitu sampe di Promthep Cape, wow... it's worth it! Superbly beautiful itu tanjung, gila indah banget deh bener! Luas membentang sepanjang pandangan mata, orang-orang pada ngumpul di tembok di atas, romantisss banget suasananya. Untuuuuung udah merit! Hahaha.. Ada juga yang bikin foto pre-wed di sana, ga canggung apa ya lagi foto gitu diliatin orang satu kelurahan gitu.... Sayang juga sih, sunsetnya gak dapet, soalnya lagi mendung berawan. Kita sempet jalan turun bukit ke bawah, lumayan cape, hahaha.
Sempet konflik kecil juga di sana, gara-gara gue ngambek, masa di tempat seindah itu si suami ngegandeng tangan aja gak!! Hahaha :p
Setelahitu, kita pulang ke hotel, mampir dulu dinner di sebuah rumah makan sederhana yang ngeyajiin makanan lokal. Gak seenak yang di Old Town, tapi not bad lah ;)
Malemnya kita ngiderin sekitar Patong Beach on foot, beli Chang Beer khas sono (rasanya mirip Bintang, cuma lebih manis), beli banana pancake dari si penjual yang centil dan berhasil membeli hati bee dengan kalimat berbahasa melayunya, terus pulang karena... kebelet. Hehe.
To be continued!


*kurs g kaliin semena-mena dengan 300 IDR






No comments: