Monday 17 December 2012

Argo Bromo Anggrek (malam), tak seindah namanya

Rasanya pernyataan di situs www.kereta-api.co.id mengenai keinginan PT KAI agar penumpang KA eksekutif bisa merasa berada di dalam hotel berjalan itu terlalu muluk.

Bagaimana tidak, fasilitas yang tertera dalam situs saja tidak sesuai dengan kenyataan.

Reclining dan revolving seat system? Coret. Yang ada hanya reclining.

Dilengkapi meja statis dan sandaran kaki? Coret. Meja statis tidak ada, sandaran kaki pun ada yang rusak.

Audio/video, lampu baca dan toilet? Coret. Audio/video lumayan, berupa tayangan lagu-lagu. Lampu baca tidak ada, malah lampu gerbong yang terang benderang bikin susah tidur di perjalanan tengah malam. Toilet? Duh, yang katanya kelas eksekutif saja bisa kehabisan air, dan yang ada air pun bau pesing.

Belum lagi menyoal sampah yang berserakan di tempat duduk bekas penumpang lain. Lucunya, pagi-pagi waktu petugas sampah datang, justru penumpang yang mengumpulkan sampah dan memasukkan ke kantung yang dibawa petugas. Ini tentu sangat berbeda dari pelayanan kebersihan di hotel.

Selimut (tipis) yang dibagikan waktu awal naik (untung wangi), ditagih kembali pada saat sebagian besar penumpang masih terlelap, sebelum pukul 5 pagi. Takut diambil, Pak? Untung gue bawa selimut sendiri buat Ben.

Kalau bukan karena masalah waktu, lain kali gue pasti lebih memilih pesawat, dengan harga yang kurang lebih sama, bisa mendapat pelayanan dan fasilitas yang lebih bermutu plus jam tempuh yang lebih singkat.

argo bromo anggrek

No comments: