Friday, 22 November 2013

Day 2, Kuala Lumpur Trip, 16-19 November 2013

Hari ke-2!

We decided to go to the famous Petaling Street & Bukit Bintang.

First destination was Central Market. Hmmm, this is just not my cup of tea :D Mirip sama lantai bawahnya Jungceylon di Phuket. Semua suvenir (khas) kota ini bisa ditemuin di sini. About the price, gak tahu juga. Kalo yang di Jungceylon sih emang pada suggest beli di sana aja, karena harganya bisa lebih murah dari yang di luar mal.

Kami gak lama-lama di sini, cuma ngider sekali, beli jus leci 2 MYR, abis itu cabut ke Petaling Street.

Petaling St. mirip sama Pasar Baru banget. Kios-kios berjejeran, penjualnya berteriak riuh-rendah mencoba menarik perhatian pengunjung, terutama yang suku kulit pucat. Beberapa pedagang makanan yang menarik hati a.l. roasted chestnut (berangan/kastanye panggang), roasted pork (merk Loong Kee, semacam Bee Cheng Hiang), air mata kucing (jangan tertipu! Ini liang teh, Sodara-sodara!), dan mochi (but I didn't buy this). Oya, ada juga duck feet, kami beli karena penasaran, dan memutuskan untuk membuangnya setelah nyicipin that cold duck feet. Ternyata itu isinya kaki bebek yang dililit usus (dan sepertinya plus darah, eww).

Thursday, 21 November 2013

Day 1, Kuala Lumpur Trip 16-19 November 2013

Akhirnya jalan-jalan lagi! Hihi.

16 November 2013, akhirnya untuk pertama kalinya Ben mendapat cap di paspornya. 2 jam perjalanan yang relatif tenang kami lalui untuk tiba di LCCT (Low Cost Carrier Terminal) Sepang, Malaysia.

Note: salah satu FA AirAsia-nya unyu-unyu lhooo, bikin deg-degan aja deh ah. Namanya Andrew.

Sesampe di LCCT, langsung disambut dengan antrean imigrasi yang wahai panjangnya, 7 lapis berular-ular bok. Kita ngantre kurang lebih 1 jam sajaaaa, untunggg Ben gak rewel. Iya, soalnya beliau bobok, hihi. Itu petugas imigrasi hairon ya, kok pada gak ada yang ramah. Disapa “hai”, boro-boro ngejawab, natap muka kita aja gak. Tadinya gw pikir apa karena gw orang Asia juga ya, tapi bule di belakang gw yang nyapa dia pun dicuekin juga lho. Tampangnya datarrr aja kayak triplek. Sadis, mas bro.

Gw masih pede bakal gampang nemuin Skybus, shuttle berbayar yang disediain AirAsia, di terminal yang lebih mirip gudang ini. Sumpah, masih bagusan Terminal 3 kitalah. Dari blog yang gw baca, katanya semua sign jelas, kita bakal tau di mana lokasi bus itu berada. Ealah, gak ada dong. Kita pun nanya-nanya. Pada jutek lagi, cuma nunjuk, “Di luar.” Jalanlah kita kurang lebih 10 menit, ketemulah lokasi si bus, ada abang-abang India berdiri di depan busnya, pake baju warna merah bertuliskan Skybus. “Wait,” kata salah satu abang. Ternyata bus yang di depan kita ini udah penuh. Menantilah kita tanpa kepastian, hampir 1 jam, sampe bus berikutnya datang. Begitu naik pun gak langsung jalan, masih nunggu beberapa penumpang, baru menempuh kira-kira another 1 hour menuju KL Sentral. Supir busnya nyetel CD/DVD gitu dong, albumnya Kangen Band :D

Note: di badan bus ditempel beberapa stiker seperti larangan merokok, larangan makan/minum, eh, ada stiker Apple pula. Kirain becanda, ternyata bener disediain charger Apple!

Tiba di KL Sentral. Semua bayangan gw tentang stasiun ini luluh lantak dengan sukses. Tadinya gw ngebayangin central hub ini bakal kayak Grand Central Station New York (ya bukannya gw pernah ke sana juga sih, hihihi), ternyata mengingatkan akan Terminal Senen! Gak ding. Ga segitu amatlah. Keren juga kok KL Sentral, ada eskalator, disediain free courier service (tah bener tah gak), banyak tempat makan, yaaa, mirip bandara mini sih.

Dan tolong ya siapa itu yang nulis blog kalau lu gak bakal bisa nyasar di KL! Siapah!

Err, gak sih, sebenernya kita aja yang missed :D Taunya kan kita harus naik MRT ke Stasiun Tuanku Abdul Rahman, nah kita tanya orang kok semua pada gak tahu. Ternyata, kita itu harusnya naik MONORAIL ke Stasiun MEDAN TUANKU. Begitu.

Friday, 18 October 2013

Kerastase, oh, Kerastase

Jadi gini.

Kurang lebih setahun yang lalu, gw ikut promo produk baru Kerastase, dan dapet deh tuh, Nutritive Bain Oleo Relax, buat frizzy hair. Dapetnya beberapa sachet sampo, masker dan semacam vitamin (thermique apalah gitu) buat rambut yang sering di-blow dry atau catok.

Pertama nyoba, ga terlalu ngefek. Terus - sesuai kebiasaan - gw simpenlah itu sachet dan kadang-kadang pake, itu juga disayang-sayangggg banget.

Naah, kemaren, entah dapet bisikan dari mana, gw iseng korek lagi itu produk. Samponya tinggal dua, maskernya tinggal satu dan vitaminnya tinggal dua sachet. Gw keramas & maskeran rambut.

Wednesday, 9 October 2013

"Cucu... cucu.... Ua... ua..."

Before going to work this morning, husband left me some money to buy my breakfast. Whilst preparing his stuff, he mentioned that he was stopping by at Indomaret - a local convenient store - to buy Pocari Sweat.

And suddenly, the 21 mos BabyBen got up, said, "Cucu... cucu..." (Susu, susu - milk, milk). And as if I haven't shocked enough, he took the money my husband left and picked it up, "Ua... ua..." (Uang, uang - money, money.)

DEAR LORD, WHO TAUGHT HIM THAT??? :O

At Indomaret, the cashier place was empty. No doubt, he called, "Baaa! Baaaa!" >> Mbaaa! Mbaaa! , calling for the cashier.

Oh dear.

But then, this one really touched me.

I've been trying to feed him fruit like about two or three months now. He always refused the small dices of apple he once loved. So, to make sure he got enough amount of fruit intake, I always mix the fruit in his morning cereal. It's not really something that I'm truly fond of, since I try my best to be honest with him, not wanting to mislead him in any aspect.

I kept trying and failing and trying and failing.

Till today.

I chopped small dices of apple for that busy baby playing with spoons and rice cooker (yeah, I know). I put the bowl in front of him and also a fork for him. As I had expected, he tasted the apple and spat it out, then toying with the dices.

I took a deep breath and decided to proceed with my poor breakfast - Indomie FTW. Only two or three spoons, I was back to him, trying to fix his sitting position, then I tried again - nonchalantly - to feed him the apple. AND HE ATE IT. ENTHUSIASTICALLY. LIKE, REALLY!!! It was like he was eating his favorite snack, kerupuk! So I chopped the apple again, in a rush. And again. And he finished all of the apple - well, half of an apple, actually. WOW!!!

I almost burst into tears. It was like magic. Miracle. I didn't pray like seriously, I didn't beg. I only though, "Oh, dear God, should I cry to You again, like I did before?" And, tadaaa....

So tonight I bought more apples for my baby boy. Hopefully, he will have the fruit again, as enthusiastically as today. 

:)

Friday, 27 September 2013

Hanya Masa Lalu

Jadi.

Hilang sudah jejak langkahku dalam hidupmu. Mungkin telah lama, hanya saja masih tak rela kuakui.

Bukan saja masa lalu, mungkin aku adalah mimpi burukmu, atau kenangan yang tak lagi tersimpan di benakmu.

Atau, mungkin sebenarnya memang aku tak pernah menempati ruang memori di pikiranmu.

Maafkan aku jika sempat salah menduga, salah mengartikan setiap ucap dan sikap.

Selamat, semoga bahagia.