Wednesday 10 March 2010

Alice In Wonderland - 2010

Monday, 7 March 2010
Venue: Blitz, MOI
with bee, bakpiu, juned & christy

Jujur, yang bikin saya mau nonton film ini cuma satu: Johnny Depp. Eh dua deh, satunya lagi: Tim Burton. Hehehe. Saya sukaaa film-filmnya Tim Burton, gak tau kenapa. Well, bukan suka in terms of groupie of him banget ya. Nope, saya gak hapal apa aja film yang dia arahin, tapi biasanya film dia yang saya tonton, saya suka.
Gak, gak banyak kok. Sungguh, masih lepel pemula saya, hihi. Paling kayak Edward the Scissorshand, Sleepy Hollow, Charlie & The Chocolate Factory (yang buat sebagian orang spookily weird).

Dan, saya pecinta Bang Johnny. Dari 21 Jump Street, Edward, Charlie, Pirates, gak tau juga kapan persisnya I fell in love with him, tapi kalo direnung-renungkan, dari sekian banyak bintang film Hollywood, he's one of a few real actors.
Kita mutusin buat nonton versi 3D, di Blitz. Dan pilihan kita gak salah, layar Blitz bersiiih banget, kacamata 3D nya juga asyik, beda banget sama XXI punya yang bikin sakit hidung dan berat. Si bee langsung memberi mandat, laen kali nonton 3D di Blitz aja. Hahaha.
Ok, back to the movie.
Dari info yang saya dapat di internet, film ini tampaknya gak banyak mendapat respon positif. Intinya semua pada bilang, the story sucks while the visualization rocks. Tapi demi Bang Johnny dan I believe only when I see, saya putuskan untuk browsing dulu, mencari tahu lebih banyak tentang Alice in Wonderland. Wow, sejarahnya sih panjang dan rumit, tapi saya jadi lumayan ngerti, udah lumayan prepared buat nonton AiW-Tim Burton.
Berangkat berdua dengan sodara saya dari Tanjung Duren, kita menempuh total 3 (yes, TIGA!) jam sampai ke MOI. Tentu saja itu udah termasuk ngantre buswe yang setengah jam sendiri di Grogol 2, Halte Harmoni di luar dugaan malah lancar jaya, lanjut ke halte Pulomas, nunggu mikrolet B04 ngetem bentar, salah naek mikrolet 37 (mestinya ke arah KTC saya malah ke Pulogadung T.T). Nyampe depan MOI itu pukul 19.20. Kita berdua lari udah kaya' orang gila, depan pintu kita siap2 ngelempar tas buat di-screening, eh satpamnya langsung bukain pintu dan bilang, "Langsung masuk aja, satpamnya lagi baek nih." Mungkin pak satpamnya gak tega kali ya liat muka kita yang udah pucat dan tegang.
Untung Blitz ada di lantai 2 saja, gak kayak bioskop yang di Artha klo gak salah lantai 6, udah gitu beribet pulak ke sananya. Ternyata passss banget, pintu baru dibuka. Huaahh... lega.
Eh, back to the movie ya? Oke, oke.
Ceritanya si Alice (nicely played by Mia Wasikowska - aktris Australia yang menurut saya mirip banget sama Gwyneth Paltrow), sekarang udah umur 19 tahun. Dia akan dipinang oleh Hamish Ascot, dari keluarga yang sekarang mengurusi bisnis ayahnya yang belum lama meninggal. Tapi selama berada di the so-called pesta pertunangan itu, Alice terus melihat seekor kelinci yang memegang jam. Akhirnya Alice kabur dan mengikuti kelinci itu, masuk ke lubang pohon... terus terus terus hingga masuk ke Underland (istilah Tim Burton buat Wonderland) dan masuk kembali ke ruangan yang pernah dia masuki 13 tahun yang lalu. Tapi ternyata Alice lupa apa saja yang harus dilakukan, yang membuat makhluk2 Underland ragu, this is the right Alice.
Right Alice-wrong Alice membuat Alice bingung, lah wong ini mimpi gue, kok bisa gue salah? Gitu kira-kira komentar Alice. Tapi apa daya, dia terus terseret dalam konflik yang tengah terjadi di Under/Wonderland. Red Queen (sebenernya gabungan sama Queen of Hearts) - played HILARIOUSLY & VERY NICELY by Helena Bonham-Carter - baru tau kalo dia itu domestic partner-nya TB, basi ye :p - yang punya kepala super gede mengambil alih negeri ini dari adiknya, White Queen. Yang jadi White Queen adalah Anne Hathaway, dan di luar dugaan, saya suka banget sama karakternya Anne di sini! Biasanya dia kan selalu tampil cantik,elegan, ya pokoknya nice girl lah. Di sini dia tetap jadi nice girl, tapi gaya tangannya yang lebay, agak2 psycho, dan adegan waktu dia lagi ngambil darah Jabberwocky, ROFL keren banget! Haha...
Intinya, menurut ramalan, Alice adalah orang yang bisa membunuh Jabberwocky, si pelindung Red Queen, agar Under/Wonderland bisa bebas dari cengkraman ratu yang benci binatang ini (monyet, babi, dkk dijadiin furniture coba! Hahaha), dan mengembalikan mahkota ke White Queen.
Dalam petualangannya, Alice bertemu kembali dengan Mad Hatter (oh Abang Johnny...), dan sepertinya timbul cinta platonik di antara mereka. Alice sayang dan mengerti sekali hati Mad Hatter, dan Mad Hatter juga sangat melindungi Alice. Cihui, tapi ini bukan sinetron Indonesia, jadi lupakanlah ada adegan percintaan Alice-Mad Hatter.
Setelah berhasil merebut kembali pedang sakti, Vorpal Sword, yang jadi masalah sekarang adalah siapa yang harus mengayunkan pedang itu. Mad Hatter yang kalo panik suka merepet gak jelas? Mallymkun si tikus kecil? Tweedledee-Tweedledeedum kembar gendut (ini tokoh yang nongol di Looking Through the Glass)? White Queen juga gak mungkin karena dia udah punya sumpah untuk tidak membunuh makhluk hidup. Yapp.. ini tokoh emang konyol abis....
Alice tadinya ragu, gara-gara udah dituding sebagai 'the wrong Alice'. Berkat encouragement dari Absalem - si cacing biru gendut -, Alice pun sadar, siapa dia sebenarnya. Dasar, padahal gara-gara Absalem ngomongnya gak jelas juga tuh makhluk2 Under/Wonderland pikir this is the wrong Alice :p
Tampillah Alice hari itu, dengan baju zirahnya yang keren. Sambil mengingatkan dirinya akan 6 hal yang mustahil tapi ternyata bisa dilakukan, Alice pun dengan susah payah melawan si Jabberwocky. Adegan terakhir waktu Alice berhasil melompati Jabber kereeen bangettt... terus pas dia menang, wah, background langitnya keyen... :p
Well, finally Alice harus kembali ke London, menolak lamaran Hamish, sebaliknya berbalik menjadi businesswoman sebagai mitra kerja bapaknya Hamish dan berlayar menuju Cina.
Hm, bakal ada gak Alice in Chinaland? Akakak… basi deh kalo iya.
Nah, saya gak ngerti kenapa orang pada bilang jelek, standar, gak bagus. Mungkinkah karena mereka gak ikutin ceritanya dari awal? Mungkinkah karena bahasanya yang kadang-kadang gak mudah dicerna? Lewis Carroll – the writer – memang seorang pecinta riddle dan simile, seorang mathematician pula, jadi wajarlah ceritanya gak segampang itu buat dipahamin. Saya juga mabok kok kalo baca ceritanya, hihi.
Pokoknya, I just love this rendition of Alice in Wonderland. Terhibur banget, meskipun di awal sempet bosen, tapi makin ke ujung makin asyik, scene-nya jalaaan terus, asik deh, cepet. Dan ternyata, di luar dugaan, saya lebih kecantol sama Mia Wasikowska daripada Bang Johnny (maap yah Bang, tapi ane tetep cinta sama Abang…). Menarik banget liat karakter dia, saya ngikutin banget perjalanan si Alice, pikirannya, perasaannya, kayaknya ni orang tulus banget.
Ada juga si Chessur, the Cheshire 'grinning' Cat, sepertinya dia gak pusing sama kekuasaan, yang penting dia bantuin, no pressure, ga jelas soalnya dia atasannya sapa. Tapi ni kucing emang keren abis dah. Gak bisa diperintah, tapi dia selalu tepat waktu nolong Alice dkk.

Lucu juga ngeliat tokoh Mad Hatter yang menyindir orang-orang deket Red Queen yang banyak kepalsuan – perut palsu, hidung palsu, dada palsu, dsb – mungkin biar Red Queen gak keliatan aneh dengan kepala gedenya? Tapi kalo kita liat sekarang juga gitu kan, orang-orang yang deket dengan penguasa biasanya juga banyak kepalsuan – ketawa palsu waktu denger lelucon garing si penguasa, taat palsu sama apa kata penguasa padahal belom tentu juga ngarti apalagi ngelakuin. Hue, curcol.
Anyway, pokoknya, I just love this movie. Titik. :p

Notes: kayanya poster di atas adalah gabungan poster-poster Alice in Wonderland, bagus juga, sekali tepuk dua-tiga kerbau jadi abon :p

No comments: