Thursday 18 March 2010

tell me when you miss me

Saya paling males kalo ketemu orang yang suka basa-basi.
Ada orang yang kalo ketemu heboh nyapa, "Hooooiiiii.... 'pa kabar lu???"
Yeah. Like they really want to know how I AM doing.
Suatu kali, few years ago, seseorang menyapa saya seperti itu.
"Halooooo.... apa kabar???"
Saya, yang masih polos dan belum tercemar apatisme, siap menjawab dengan, "Wah, baik-baik! Tau gak kemaren itu gue blablablabla..."
Tapi belum juga mengucapkan kata pertama, that person saw someone behind my shoulder dan langsung menghampiri orang itu untuk beramah tamah.
So much for 'how are you' question for me.
This time, anyone ask me about that, I'll ask them back, "Do you really want to know?"

Nah, I have a friend. Sebenernya saya suka bingung sama temen yang satu ini. Dia selalu mengumumkan ke seluruh dunia kalau kita adalah sahabat, soulmate, BFF. Jujur aja, kadang saya gak ngerasa sampe segitunya deh, hehehe. Saya masih suka kesel sama dia, masih suka jahat mikirnya tentang dia, masih semangat kalo ngomongin kejelekan dia. Are we that good-friends, then? Tapi, tops of that, saya harus mengakui, she's one in a million yang bener-bener terima saya tanpa syarat, saat saya sedang nyebelin pun, dia akan tetap menganggap saya seorang teman yang sangat baik.
Beberapa waktu ini kami sudah jaraaaang sekali meluangkan waktu bersama. Kami memang udah jarang ketemu, sejak dia mulai mempersiapkan pernikahannya. Tapi minimal kami masih sering SMS-an (oh yeah, she's the queen), ato telponan. But lately, we did neither. SMS yang dikirim hari ini bisa dibales esok hari, lalu selesai, tidak berlanjut.
Lumayan sedih sih, tapi saya coba maklumin, mungkin kita memang sudah sama-sama sibuk. Belakangan ini saya kangen sama dia. Jadi, tidak seperti biasanya (yeah, I'm such a couch potato), kali ini saya yang aktif menghubungi dia. SMS kami tidak bersambut gayung lagi. Lalu, suatu hari dia tiba-tiba menghubungi saya lewat YM.
"Oi, pa kabar lu? (see, the standard question!) gue kangen sama lu... blablablabla... gue kangen banget sama lu... blablablabla.. kangen gue sama lu..."
Saya rada sebel sih bacanya. Mana tau-tau dia sign out tiba-tiba lagi, entah due to the network error or else. Cuma saya sempet bales dia jokingly, "Ah, kangen-kangen tapi gak telepon.. hehehe..."
But I meant it. Ya kalo kita kangen sama seseorang, buktiin dong. Jangan cuma dipendam dalam hati dan pikiran, terus begitu ada kesempatan ketemu tuh orang kita mengumbar-umbar kata rindu dan sayang. Kalo kangen, angkat teleponmu. I think it's much more meaningful than you say it belatedly.
Anyway... semalem dia ada telepon saya, tapi saya lagi sibuk kejer deadline, plus lagi flu berat, jadi rada enggan ngobrol-ngobrol.
Hehe.
Nanti deh, saya telepon balik, soalnya saya kangen juga ma dia. Hehe.

2 comments:

nopa said...

dasar... ;D
apa kabar, cung??

dwey said...

@nopa: mo denger yang beneran apa ga neh? huakakakaka