31 Oktober 2015
Beberapa waktu
yang lalu, Sylvie mengajak jalan-jalan ke Bandung. Kami langsung menyambut
rencana ini dengan gembira. Tanggal pun ditetapkan, yang pasti setelah gajian,
yaitu 7-8 November mendatang. Bagian terseru dari jalan-jalan bagi saya adalah
tahap perencanaannya. Hm, tepatnya, tahap risetnya. Hihihi, serius amat ya, mau
jalan-jalan aja pake riset. Tapi, ya begitulah saya. Cari tempat jalan-jalan,
dan yang paling menyenangkan, mencari tempat menginap. Duh,
penginapan-penginapan di Bandung itu lucu-lucu! Ini di luar hotel ya, yang
tentu saja standar secara bangunan dan fasilitas. Di Jakarta juga bisa ketemu
penginapan sekelas itu. Tapi kalo penginapan dengan kamar dekor imut-imut,
sepertinya bakal susah kalo gak di kota kreatif seperti Bandung ini. Ada
Frou-frou Room, Summerbird, xxxx. Tapiiii, mengingat kali ini kami tidak
bepergian sendiri, tentu harus mempertimbangkan aspek kenyamanan peserta lain
ini. Pusing pala baby, makanya saya sebenernya paling males kalo harus
bepergian ramai-ramai. Karena ya itu, mensinkronkan otak saya sendiri aja
kadang repot, ini lagi harus mensinkronkan dengan otak-otak lainnya. Ya, kita
tunggu minggu depan ya!
24 November 2015
Hola!
Am back from Bandung trip! It was a fun trip, indeed!
Dimulai pada
sekitar pukul 06.15, Sabtu, 21 November, Aries yang sepertinya cocok jadi
inspektur bootcamp sudah melajukan
mobil. Berhenti sebentar di rest area supaya
Cicik Sylvie bisa beli kopi, kami masuk Lembang kira-kira pukul 09.30. Sengaja
memilih rute Lembang terlebih dahulu, karena tujuan pertama kami adalah
Floating Market Lembang (review di sini). Biasa, demi anak.
Setelah makan
siang di FML, kami melanjutkan perjalanan ke Miss Bee, yang berjarak tidak
terlalu jauh dari sana. Bermodal MGM (Mbak Google Maps), dengan penuh percaya
diri kami langsung tancap gas. Eh, baru juga keluar lokasi FML, ternyata sudah
ada petugas yang mengarahkan ke kiri. Padahal MGM mengarahkan kami ke kanan.
Namun, berhubung jalan ke arah kanan ditutup entah karena apa, mau tak mau kami
ke kiri, dan blas! We were like in the
middle of nowhere. Gak nowhere-nowhere
banget sih, masih ada perkampungan, dengan jalanan yang sempit dan
supercuram. Ada sebuah mobil di depan kami, dan kami yakin, mereka juga
berpegang teguh pada MGM. Soalnya, hanya kami mobil yang melintas di jalan ini,
huahuaha. Ndilalah, setelah mengarungi jalanan yang curam, kami dihadang sebuah
plang bertulis: kendaraan roda 4 ke arah
Ciumbuleuit tidak bisa lewat karena longsor. Padahal, Miss Bee hanya 2 km
lagi! Bukan Aries namanya kalau tidak mencobai peraturan terlebih dahulu.
Dengan nekat, beliau melaju terus sampai dihentikan akang-akang di situ. “Gak
bisa lewat, Pak. Longsor,” demikian infonya. Dia memberi tahu kami jalur
alternatif, yang tidak kami mengerti karena kami sama sekali tidak familier
dengan nama-nama tempat yang disebutkannya -.-.
Balik arah, kami
masuk ke sebuah kompleks perumahan mewah yang sepertinya belum jadi. Kami
bertanya pada satpam dengan patokan Hotel Padma. Beliau tampak bingung. “Padma?
Hotel Chedi? Malya?”
Ha! Untung saya
pernah baca kalau dulunya Padma bernama Chedi, setelah itu Malya.
“Iya, Pak! Itu
maksudnya!” sergah saya.
Setelah mengikuti
petunjuk satpam, kami tiba di Kompleks LIPI. Dan kami baru sadar, lhaaaa ini
kan kompleks tempat sahabat kami dulu tinggal!!! What a coincidence!
Pokoknya, semua
ketegangan terbayar dengan makanan dan pemandangan di Miss Bee (review di sini).
Selesai menikmati
Miss Bee, kami memutuskan untuk langsung ke hotel. Perjalanan kurang lebih satu
jam menuju daerah Paskal, tibalah kami di Hotel Serela Waringin (review di sini).
Malamnya kami dinner di Paskal Food Market. Sylvie
yang belum pernah ke sini nyaris kalap melihat banyaknya tempat makan yang
berjejer di sini. Cuaca malam itu bersahabat, sejuk tanpa hujan, ramainya juga
masih beradab.
And we kissed the night goodbye with a good sleep!
Baruuu saja
terbangun sekitar pukul 7 pagi besoknya, Ben sudah demo minta berenang. Ya
sudah, kami turun duluan ke restoran yang bersebelahan dengan kolam renang,
padahal tadinya janjian pukul 7.30 sarapan bareng Sylvie.
Ternyata air
kolam renangnya terlalu dingin. Si boy
pun ngambek dan minta naik ke kamar saja. Ya sudah, Mama melanjutkan memamah
biak sarapan di restoran hotel.
Selesai mandi,
kita langsung check out. Next destination, lanjut makan di GOR
Padjajaran!
Ternyata sedang
diadakan renovasi, jadi semua lapak pindah ke parkiran depan. Malah ada
beberapa lapak baru, tapi dengan dagangan yang sama. Lumpia basah, misalnya,
seingat saya hanya satu penjual tadinya, tapi sekarang ada kurang lebih tiga
penjual, dengan selisih harga kira-kira dua ribu.
Dari GOR
Padjajaran, kami mampir ke Primarasa terdekat (lupa euy nama jalannya, hihihi)
dan mengutus Sylvie buat beli brownies.
Dari sana, lanjut ke Noah’s Barn, tapi karena salah cabang akhirnya kami pindah
ke Summerbird (review di sini).
After Summerbird,
it’s definitely time to go home! Kami
keluar dari tol Pasteur, meskipun MGM mengarahkan kami lewat tol yang satu lagi
(lupa juga namanya, wakakak). Di sepanjang jalan menuju tol Pasteur, berjejer
tempat jualan oleh-oleh. Sylvie beli batagor Ihsan dan batagor Abuy (85 rebet
per porsi!!!) buat membandingkan. Verdict:
dari rasa batagor, Abuy lebih berasa ikan. Tapi dari rasa saus, Ihsan menang
dari saus Abuy yang terasa hambar.
Finally,
setelah kira-kira 3 jam lebih, sampailah kami di kota sendiri, tempat kami tak
perlu mengandalkan MGM lagi :D
Thank you, Bandung, for such a nice treat to our weekend!
No comments:
Post a Comment