Saturday 21 November 2009

double combo

Hari ini mestinya saya gak dijemput. Soalnya si bee mau ngurusin SIM-nya yang ditilang di pengadilan Slipi. Nah, perjalanan saya dari rumah (Tanjung Duren) ke kantor (Gunung Sahari) kalo gak dijemput dia ya berarti harus ditempuh dengan bus.
Dari rumah saya ke terminal Grogol, piece of cake, masih bisa ditolerir, meskipun biasanya macet di daerah Ukrida. Nah, yang paling menguji iman itu ya di terminal Grogol-nya itu.
Saya punya 2 pahe (paket hemat):
1. Naek metromini P12, turun di hotel Golden, lanjutkan dengan bajaj. Atau kalo merasa sanggup, jalanlah sana sampe Gunung Sahari 11.
2. Naek si bobrok bus 940.
Nah, sedikit mengulik si 940, bus ini jurusannya ke Tanjung Priok. Jadi kebayang kan siapa aja yang bakal bersama-sama saya berimpit-impitan di bus ini? Jenis kondekturnya yang kalo ngeliat 'sewa' (calon penumpang) sibuk ngelambai-lambaiin tangan bakal dengan nafsu bilang, "Kosong, kosong!" Padahal kita udah kayak isi kaleng sarden.
Nunggu bus ini pun ada seninya. Telat sedikit, kita ditinggalin sama bus yang konon jumlahnya cuma 7 di seluruh Jakarta Raya ini. Dateng 30 menit sekali, kadang ngetem 20 menit dulu di terminal, kadang langsung ngacir.
Jadi kebayang kan kalo udah terguncang imannya, saya rela naek ojek dan mengeluarkan uang 20rb? Boros sih, tapi lebih nyaman dan cepat.
Makanya kalo bee lagi gak bisa jemput, pagi harinya saya akan bangun dengan perasaan tidak rela dan tergoda buat SMS sang Nyonya HRD dan bilang "Gue gak masuk ya... gak enak badan..."
Sama juga dengan hari ini. Tapi saya memutuskan untuk menyeret badan bangun dari ranjang, mandi dan bersiap-siap. Ingat ada seorang teman yang tinggal dekat rumah dan kerja dekat kantor saya, saya kirim SMS ke dia. Rada hopeless, soalnya ni anak suka lamaaaa banget bales SMS, dan kadang-kadang suka gak masuk. Huah.
Saya udah sengaja lama-lamain, tapi gak ada kabar juga. Baiklah, oke. Bulatkan tekad. Saya pun melangkah menuju si 91 lewat.
Begitu duduk, saya cek HP dan ternyata dia udah bales! "Iya, mo bareng?"
Buru-buru saya telepon, tapi gak diangkat. Saya nyaris kalap, terus menerus meneleponnya, tapi tetap saya cuma ketemu nada sambung yang boring itu.
Pasrah sudah sementara 91 makin jauh membawa saya pergi. Sementara stuck di kegilaan macet Ukrida, tau-tau dia menelepon.
"Lu udah di mana?" tanya saya.
"Masih di rumah, abis mandi, hehehe..."
"Eh, gue udah di bus nih..."
"Oh, di mana?"
"Masih Tanjung Duren."
"Ya udah, turun CL aja, tar ketemu di situ."
HORE!
"Oke, oke, thanks ya!"
Saya pun berdendang dalam hati, senangnyaaaaa... gak harus memperbarui keanggotaan 940.
Gak lama, telepon bergetar lagi. Bee.
"Oi, gue udah kelar nih? Mo dijemput di mana?"
Astaga.
"He? Ya udah, di CL aja."
Huahahaha...
senang senang senang...
And after hanging up, I looked up the blue sky and imagining my Big Daddy up there had wide grin on His face. And I felt warmth in my heart as I pictured that in my mind.
Thank you Father, You love me so much! :) and I love you too!

No comments: